Senin, 24 Februari 2020

Kenaikan Isa Al Masih

Bagaimana tentang Isa Al-Masih AS itu menurut sumber informasi yang bersumber dari Al-Qur an dan diyakini umat Islam, menurut sebagian besar umat Islam di dunia bahwa Nabi Isa Al-Masih AS, belum meninggal sampai sekarang, tapi beliau diangkat oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur an :

………. اِذْ قَالَ اللهُ يَعِيْسى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَ رَافِعُكَ

Artinya : Perhatikanlah ! Allah berfirman ” Wahai Isa, Aku akan mengambil engkau dan mengangkat engkau kepadaku dan mengangkat engkau dari kepalsuan orang kafir……. “

Rasulullah SAW bersabda : “Bahwa sesungguhnya Nabi Isa AS belum meninggal. Dan beliau akan kembali kepadamu sebelum hari kiamat”.

Ini penting kejelasan secara tepat, karena masalah ini berkaitan secara langsung dengan penjelasan yang ditegaskan dalam al Qur’an serta hadis Nabi SAW. Dan persoalannya selalu bersentuhan dengan keyakinan lain yang bersumber bukan dari kitab – kitab dan ajaran Islam.

Dalam al-qur an di sebutkan :

اِذْ قَالَ اللهُ يَعِيْسى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَ رَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنُ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَكَفَرُوْا اِلَى يَوْمِ الْقِيمَةِ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْفِيْمَا كُنْتُمْ تَخْتَلِفُوْنَ

Terjemah : (Ingatlah), ketika Allah berfirman ; `Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya`. (Al-imron ayat 55).

Di dalam ayat ini “Mutawaffika Wa Rafiuka” (mewafatkan dan mengangkat), seakan Nabi Isa AS ini diwafatkan dulu kemudian diangkat. Oleh karena itu di dalam Tafsir al-Qur’an, khususnya di dalam kitab Tafsir ibnu Katsir, di sana ada beberapa pendapat ulama mengenai masalah ini, yang penting untuk dicermati.

Pendapat & Penafsiran

Argumentasi pertama : Dari Imam Qatadah mengatakan bahwa pada ayat 55 dalam surat Ali Imran, kata-kata Mutawaffika, Wa Rafiuka, karena disitu ada kata Wa (dan) itu dikatakan dalam bahasa arab Mutlakul jam’i, mutlak yang penting sama-sama. Misalnya : Ali dan Amir pergi ke pasar. Itu bisa Ali lebih dulu atau Amir lebih dulu, atau bisa sama-sama. Dilihat dari struktur fashehat atau bilaghahnya, penggalan kata2 itu merupakan struktur yang didahulukan dan dikemudiankan. Asal penggalan itu ialah “Innie raafiuka Wa Mutawaffika’ (Sesungguhnya Aku akan mengangkatmu kepada-Ku, kemudian mewafatkanmu). Maka menurut Imam Qatadah pengertiannya ayat di atas itu, karena lebih dulu diangkat, maka baru nanti meninggal sebelum hari kiamat.

Argumentasi Ke dua : dari Ali bin Thalhah, dari Imam Ibnu Abbas, beliau berpendapat bahwa pengertian “Mutawaffika” itu memang mati, bimakna mumituka, dengan arti mematikanmu. Imam Muhammad bin Ishak berpendapat bahwa Nabi Isa meninggal dalam tiga jam kemudian di angkat oleh Allah. Orang-orang Nasrani waktu itu menganggap bahwa Nabi Isa AS atau yang lebih dikenal dengan Al-Masih Ibnu Maryam telah meninggal dalam tujuh jam kemudian di hidupkan kembali, makanya dalam tradisi Kristen ada yang namanya hari besar Kenaikan Isa Al-Masih. Ada yang berpendapat meninggalnya Nabi Isa itu sampai tiga hari.

Pendapat lain mengatakan ; “Diwafatkan dari dunia, namun bukan wafat yang berarti mati”. Ada juga yang berpendapat ; “Mewafatkannya berarti menaikannya”. Mayoritas Ulama berpendapat bahwa kata “Mutawaffika” bukan meninggal seperti biasa, karena di dalam al-Qur’an ada kata seperti itu yang artinya tidur. Jadi kata-kata “Mati” ada juga pengertiannya bukan mati dalam arti lepas nyawa dari jasad untuk selamanya, tapi “tidur” (lepas-sebentar nyawa dari badan). Yaitu : tersinyalir dalam ayat yang mengatakan :

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰ أَجَلٌ مُّسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Terjemah : “Dan Dialah yang membuat kamu mati / menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan”. (QS. 6:60).

Note : “Dan Dialah yang membuat kamu mati (tidur) malam hari dan mengetahui apa yang kamu kerjakan siang hari….. (Al-An’am 60).

Ini bersesuaian dengan Firman Alloh dalam Surat Az-zumar 42 :

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Terjemah : Alloh memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda2 kekuasaan Alloh bagi kaum yang berfikir. (Q.S. 39 : 42).

Sehingga dalam ajaran Islam kalau baru bangun dari tidur di sunnahkan untuk berdo’a seperti yang senantiasa dicontohkan Rosululoh SAW :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan”. [HR. Al-Bukhari].

Kaum Ahmadiyah menganggap bahwa Nabi Isa itu mati biasa atau normal.

Untuk menjelaskan labih lanjut masalah ini, mari kita lihat cerita tentang kejadian yang menimpa Nabi Isa menurut versi al-Qur an. Di sebutkan dalam al-Qur an :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

Terjemah : “ ……dan karena perkataan mereka : kami telah membunuh Isa Al-Masih putera Maryam. Utusan Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pulah menyalibnya “ (An-Nisa-157).

Selanjutnya An-Nisa’ ayat 158 menentukan : “Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًاحَكِيمًا

Quran Surat An-Nisa’ ayat 157 – 158 tersebut membantah keyakinan orang-orang Yahudi pada waktu peristiwa penyaliban Yesus tersebut, yang merasa telah berhasil membunuh Nabi Isa Al Masih Ibnu Maryam Alaihimassalam.

Dengki Orang Yahudi

Orang-orang yahudi menganggap bahwa mereka merasa bisa membunuh Nabi Isa al-Masih. Pada waktu itu orang-orang yahudi merasa dengki terhadap Nabi Isa, karena dalam pendangan mereka, Nabi Isa tidak lebih layak di angkat menjadi Nabi. Mereka memandang Nabi Isa sebagai orang rendah karena waktu itu orang yang dianggap mulia adalah orang-orang yang dari kalangan Raja yahudi yang berpusat di Damaskus. Pendek kata, mereka hasud dan dengki kepada Nabi Isa. Dengki mereka tak terbendung dan akhirnya mereka mempunyai rencana untuk membunuh Nabi Isa.

Mulanya mereka melapor kepada Raja di Damaskus, bahwa ada seorang rakyat biasa di Palestina yang mengaku sebagai untusan Allah untuk mengajar manusia dengan ajaran yang mengesakan Allah dan berbuat kebajikan. Dalam laporannya mereka bahkan menyatakan bahwa orang dimaksud memiliki rencana untuk membunuh Raja dan merubuhkan kerajaan di Damaskus. Sungguh, ini fitnah yang keji dari mulut orang-orang yahudi.

Mendengar laporan ini, Raja Damaskus langsung mengirim pasukan untuk menangkap dan membunuh Nabi Isa. Pasukan tentara pun mengepung rumah Nabi Isa yang sedang mengajarkan agama Islam kepada murid-muridnya, yaitu yang biasa disebut dengan Kaum Hawariyin.

Di situ diceritakan ada dua belas orang murid Nabi Isa setelah melihat orang yahudi dan orang damaskus akan membunuh Nabi Isa. Nabi Isa mengatakan kepada murid-muridnya ; “Hai para muridku, siapa diantara kalian yang mau bersama saya masuk surga” kata Nabi Isa, kemudian ada seorang murid yang paling muda, namanya Sarjus. Kata Sarjus ; “Saya, ya Rasulullah bersedia bersama Anda”. Kalau begitu, kamu duduklah di tempt duduk ku, Kata Nabi Isa.

Kebetulan Sarjus mempunyai wajahnya mirip dengan Nabi Isa AS. Ketika Sarjus akan duduk di situ, Nabi Isa diangkat oleh Allah SWT dan yang duduk itu adalah Sarjus. Begitu orang-orang Yahudi dari Damaskus datang menggerebek rumah pengajian Nabi Isa para tentara masuk dan melihat orang yang duduk di situ menempati tempat duduk Nabi Isa dan mirip wajahnya dengan Nabi Isa, maka di tangkaplah Sarjus, lalu di bunuh dengan di salib.

Jadi yang di salib itu bukanlah Nabi Isa AS, menurut tafsir ini. Tapi yang wajahnya serupa dengan Nabi Isa AS. Dalam al-Qur an di ceritakan bahwa orang-orang yahudi bangga karena telah mampu membunuh Nabi Isa AS. Mereka mengatakan dengan penuh kebanggan. Kami telah berhasil membunuh Isa.

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ

Terjemah : ……kami telah membunuh Isa Al-Masih putera Maryam, utusan Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. (An Nisa : 157).

“Rasulullah itu sudah kami bunuh, kata orang-orang Yahudi. Maka, orang Yahudi banyak mendapat kutukan dari Allah”. Tetapi di katakana dalam al-Qur an :

وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ

Terjemah : …..padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi demikianlah ditampakkan kepada mereka (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka…… (Surat An-Nisa : 157)

Dan ayat lain juga disebutkan bahwa :

وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

Terjemah : …. Dan sesungguhnya orang orang yang berselisih pendapat (tentang pembunuhan) Isa, benar-benar dalam tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang di bunuh itu kecuali mengikuti perasangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Catatan kepahaman : Bahwa perselisihan akidah Nasrani dengan Islam merupakan perselisihan final. Bagi umat Islam, dengan tonggak sejarah ketika Nabi Muhammad medeklarasikan Piagam Madinah membentuk Pemerintahan Islam berpusat di Madinah dengan “kontrak sosial” untuk hidup bersama saling melindungi antara umat Islam, Nasrani dan Yahudi. Jadi, Nabi Muhammad pada abad ke-7 lebih dulu mempraktikkan “kontrak sosial”. Oleh karena itu, artikel ini tidak akan diperdebatkan dari sudut keimanan, dengan tetap saling menghormati.

Demikian, semoga ada manfaat dan menambah khazanah ke ilmuan kita. Amin ; Wallohu a’alam 

Referensi : Syaikhonie KHR. Ahmad Ma’mun Abdul Mu’in (Allohummaghfirlahu), mantan Musytasyar PWNU Jawa-Barat dan Rois Syuriyah PC NU Kota Bandung / Khodim Ponpes An-nadjah ; AM. Syahrir Rahman, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Sunan Giri Surabaya.

Lihat Juga Muhtasar Ibnu Katsier, Jilid 1, hal 520-523, 834-848. ; Tafsier Marrohu Labied ‘Ala Tafsier Munir, Jilid 1, hal 100-101, 183-184. 

Rabu, 19 Februari 2020

Nasab Asal Nabi Ismail dan Siti Hajar

Dalam Kitab Shahih Ibnu Hibban ada sebuah hadits panjang yang menuturkan para nabi dan para rasul, diriwayatkan dari shahabat Abu Dzarr (Sumber:Shahih Ibn Hibban 2/76/361, maktabah syamilah) sbb:

 

قلت : يا رسول الله كم الأنبياء ؟ قال : ( مئة ألف وعشرون ألفا ) قلت : يا رسول الله كم الرسل من ذلك ؟ قال : ( ثلاث مئة وثلاثة عشر جما غفيرا )

 

Saya (Abu Dzarr) bertanya: “Ya Rasulallah berapakah jumlah para nabi?. Beliau bersabda "seratus duapuluh ribu".

Saya bertanya: “Dari mereka yang menjadi rasul berapa?. Beliau bersabda "semua berjumlah tigaratus tigabelas".

 

قال : قلت : يا رسول الله من كان أولهم ؟ قال : ( آدم ) قلت : يا رسول الله أنبي مرسل ؟ قال : ( نعم خلقه الله بيده ونفخ فيه من روحه وكلمه قبلا )

Saya bertanya: “Mereka yang paling awal siapa?. Beliau bersada: "Adam".

 

Saya bertanya: “Betulkah dia nabi yang menjadi rasul?. Beliau bersabda: "betul. Allah mencipta dia dengan dua Tangan-Nya dan meniupkan padanya sebagian ruh-Nya, lalu menyempurnakannya sebagai manusia dan berfirman padanya secara langsung".

 

ثم قال : يا أبا ذر أربعة سريانيون : آدم وشيث وأخنوخ وهو إدريس وهو أول من خط بالقلم ونوح وأربعة من العرب : هود وشعيب وصالح ونبيك محمد صلى الله عليه و سلم

Beliau menambahkan: "Wahai Abu Dzarr, ada empat nabi dari Suryani: Adam, Syits, Khanukh, orang pertama yang menulis dengan pena dan Nuh. Ada empat nabi yang dari Arab: Hud, Shalih, Syu’aib, dan nabimu, Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam".

 

Sedangkan Al hafizh Ibn Katsier menulis dalam Kitab Al Bidayah Wannihayah, 1/138, maktabah syamilah:

 

ويقال للعرب الذين كانوا قبل إسماعيل عليه السلام العرب العاربة وهم قبائل كثيرة منهم عاد * وثمود * وجرهم * وطسم * وجديس * وأميم * ومدين * وعملاق * وعبيل * وجاسم * وقحطان * وبنو يقطن * وغيرهم.

 

Dikatakan untuk arab sebelum Nabi Isma'il 'alaihissalaam AL 'ARAB AL 'AARIBAH. Mereka terdiri dari banyak kabilah, diantaranya: 'Aad, Tsamuud..........Madyan..... dll

 

وأما العرب المستعربة فهم من ولد إسماعيل بن إبراهيم الخليل * وكان اسماعيل بن ابراهيم عليهما السلام أول من تكلم بالعربية الفصيحة البليغة * وكان قد أخذ كلام العرب من جرهم الذين نزلوا عند أمه هاجر بالحرم كما سيأتي بيانه في موضعه إن شاء الله تعالى ولكن أنطقه الله بها في غاية الفصاحة والبيان.

 

Adapun ARAB MUSTA'RIBAH, mereka adalah berasal dari keturunan Nabi Isma'il bin Ibrahim al Khalil 'alaihimassalaam, orang pertama yang berbicara dengan bahasa arab yang fashih dan lancar................

 

وأما أقوام العرب فقد قسمها المؤرخون إلى ثلاثة أقسام؛ بحسب السلالات التي ينحدرون منها

Para sejarawan membagi kaum arab menjadi tiga bagian, sesuai dengan silsilah keturunan dari mereka

 

العرب البائدة: وهم العرب القدامى الذين انقرضوا تمامًا ولم يمكن الحصول على تفاصيل كافية عن تاريخهم، مثل: عاد، وثمود،

Arab Ba'idahMereka adalah -kaum Arab terdahulu yang sudah punah dan tidak mungkin sejarahnya bisa dilacak secara rinci dan komplit, seperti ʿAad, Tsamuud.......

 

العرب العاربة: وهم العرب المنحدرة من صلب يَشْجُب بن يَعْرُب بن قَحْطان،

Arab 'AribahMereka adalah kaum Arab yang berasal dari keturunan Yasyjub bin Ya’rub bin Qahthaan...........


العرب المستعربة وهي العرب المنحدرة من صلب إسماعيل عليه السلام، وتسمى بالعرب العدنانية

Arab Musta'ribahYaitu kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma'il, yang disebut pula 'Adnaniyah


 

Dalam Musnad Ahmad juz 15 halaman 131-132, maktabah syamilah:

 

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا وَرْقَاءُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكْذِبْ إِبْرَاهِيمُ إِلَّا ثَلَاثَ كَذِبَاتٍ قَوْلُهُ حِينَ دُعِيَ إِلَى آلِهَتِهِمْ { إِنِّي سَقِيمٌ } وَقَوْلُهُ { فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا

 

وَقَوْلُهُ لِسَارَةَ إِنَّهَا أُخْتِي قَالَ وَدَخَلَ إِبْرَاهِيمُ قَرْيَةً فِيهَا مَلِكٌ مِنْ الْمُلُوكِ أَوْ جَبَّارٌ مِنْ الْجَبَابِرَةِ فَقِيلَ دَخَلَ إِبْرَاهِيمُ اللَّيْلَةَ بِامْرَأَةٍ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ قَالَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ الْمَلِكُ أَوْ الْجَبَّارُ مَنْ هَذِهِ مَعَكَ قَالَ أُخْتِي قَالَ أَرْسِلْ بِهَا قَالَ فَأَرْسَلَ بِهَا إِلَيْهِ وَقَالَ لَهَا لَا تُكَذِّبِي قَوْلِي فَإِنِّي قَدْ أَخْبَرْتُهُ أَنَّكِ أُخْتِي إِنْ عَلَى الْأَرْضِ مُؤْمِنٌ غَيْرِي وَغَيْرُكِ قَالَ فَلَمَّا دَخَلَتْ إِلَيْهِ قَامَ إِلَيْهَا قَالَ فَأَقْبَلَتْ تَوَضَّأُ وَتُصَلِّي وَتَقُولُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي آمَنْتُ بِكَ وَبِرَسُولِكَ وَأَحْصَنْتُ فَرْجِي إِلَّا عَلَى زَوْجِي فَلَا تُسَلِّطْ عَلَيَّ الْكَافِرَ قَالَ فَغُطَّ حَتَّى رَكَضَ بِرِجْلِهِ

 

قَالَ أَبُو الزِّنَادِ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهَا قَالَتْ اللَّهُمَّ إِنَّهُ إِنْ يَمُتْ يُقَلْ هِيَ قَتَلَتْهُ قَالَ فَأُرْسِلَ ثُمَّ قَامَ إِلَيْهَا فَقَامَتْ تَوَضَّأُ وَتُصَلِّي وَتَقُولُ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي آمَنْتُ بِكَ وَبِرَسُولِكَ وَأَحْصَنْتُ فَرْجِي إِلَّا عَلَى زَوْجِي فَلَا تُسَلِّطْ عَلَيَّ الْكَافِرَ قَالَ فَغُطَّ حَتَّى رَكَضَ بِرِجْلِهِ قَالَ أَبُو الزِّنَادِ قَالَ أَبُو سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّهَا قَالَتْ اللَّهُمَّ إِنَّهُ إِنْ يَمُتْ يُقَلْ هِيَ قَتَلَتْهُ قَالَ فَأُرْسِلَ فَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ مَا أَرْسَلْتُمْ إِلَيَّ إِلَّا شَيْطَانًا ارْجِعُوهَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَأَعْطُوهَا هَاجَرَ قَالَ فَرَجَعَتْ فَقَالَتْ لِإِبْرَاهِيمَ أَشَعَرْتَ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ رَدَّ كَيْدَ الْكَافِرِ وَأَخْدَمَ وَلِيدَةً

 

Wallaahu A'lam.