Minggu, 08 Maret 2015

Sejarah Santa Clause dan Pohon Natal


Bismillahi Ar-Rohmani Ar-Rohiimi.. 

Sekarang dari manakah kita mendapatkan kebiasaan 
memasang pohon Natal itu? Di antara para penganut 
agama Pagan kuno, pohon itu disebut “Mistletoe” 
yang dipakai pada saat perayaan musim panas, 
karena mereka harus memberikan persembahan suci 
kepada matahari, yang telah memberikan mukjizat 
penyembuhan. Kebiasaan berciuman di bawah pohon 
itu merupakan awal acara di malam hari, yang 
dilanjutkan dengan pesta makan dan minum sepuas- 
puasnya, sebagai perayaan yang diselenggarakan 
untuk memperingati kematian “Matahari Tua” dan 
kelahiran “Matahari Baru” di musim panas 

Rangkaian bunga suci yang disebut “Holly Berries” 
juga dipersembahkan kepada dewa Matahari. 
Sedangkan batang pohon Yule dianggap sebagai 
wujud dari dewa matahari. Begitu pula menyalakan 
lilin yang terdapat dalam upayara Kristen hanyalah 
kelanjutan dari kebiasaan kafir, sebagai tanda 
penghormatan terhadap dewa matahari yang bergeser 
menempati angkasa sebelah selatan. 

Encyclopedia Americana menjelaskan sebagai berikut: 
“The Holly, the Mistletoe, the Yule log …are relics of 
pre-Christian times.” 
“Rangkaian bunga Holly, pohon Mistletoe dan batang 
pohon Yule…yang dipakai sebagai penghias malam 
Natal adalah warisan dari zaman sebelum Kristen.” 

Sedangkan buku Answer to Question yang ditulis oleh 
Frederick J. Haskins menyebutkan bahwa: 
“The use of Christmas wreath is believed by authorities 
to be traceable to the pagan customs of decorating 
buildings and places of worship at the feast which took 
place at the same time as Christmas. The Christmas 
tree is from Egypt, and its origin date from a period 
long anterior to the Christian Era.” ARTINYA; 
“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan 
dari adat agama penyembah berhala (paganisme), yang 
menghiasi rumah dan tempat peribadatan mereka yang 
waktunya bertepatan dengan malam Natal sekarang. 
Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir 
Kuno, yang masanya lama sekali sebelum lahirnya 
agama Kristen.” 

Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari 
paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas 
ini adalah ciptaan seorang pastur yang bernama 
“Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat 
Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, 
volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang 
berbunyi sebagai berikut: 
“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the 
Greek and Latins on the 6th of December… A Legent of 
his surreptitious bestowal of dowries on the three 
daughters of an improverrished citizen… is said to have 
originated the old custom of giving presents in secret 
on the Eve of St. Nicholas (Dec.6), subsequently 
transferred to Christmas day. Hence the association of 
Christmas with Santa Claus…” 
ARTINYA: 
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang 
amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani 
dan Latin setiap tanggal 6 Desember…Legenda ini 
berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan 
hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak 
wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama 
dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu 
digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya 
tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…” 

Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua 
menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di 
saat menjelang Natal, mereka membohongi anak-anak 
dengan cerita Sinterklas yang memberikan hadiah di 
saat mereka tidur. Bukankah ini suatu keanehan, 
ketika anak-anak menginjak dewasa dan mengenal 
kebenaran, pasti akan beranggapan bahwa Tuhan 
hanyalah mitos atau dongeng belaka? 

Dengan cara ini tidak sedikit orang yang merasa 
tertipu, dan mereka pun mengatakan: 
“Ya, saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus 
Kristus!” 
Inikah ajaran Kristen yang mengajarkan mitos dan 
kebohongan kepada anak-anak? Padahal Tuhan 
sudah mengatakan: 
“Janganlah menjadi saksi palsu. Dan ada cara yang 
menurut manusia betul, tetapi sebenarnya itu adalah 
ke jalan kematian dan kesesatan.” 
Oleh karena itu, upacara “Si Santa Tua” itu juga 
merupakan Setan. 

Di dalam bible telah dijelaskan sebagai berikut: 
“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun 
menyamar sebagai malaikat terang. Jadi itu bukanlah 
hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar 
sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan 
mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.” (II 
Korintus 11:14) 

Dari bukti-bukti nyata yang telah kita ungkap tadi 
dapatlah diambil kesimpulan, bahwa perayaan Natal 
atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang 
sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah 
berhala (Paganis). Ia warisan dari kepercayaan kuno 
Babilonia ribuan tahun yang lampau. 

KATA BIBEL TENTANG POHON NATAL 

Bagaimana Bibel berbicara tentang Natal, atau 
mencatat pandangan para murid Yesus atau bapak- 
bapak geraja awal. Jawabannya sungguh sangat 
mengejutkan bagi kalangan Kristen sendiri. 
Sebagaimana yang dikatakan Bibel (Alkitab) pada 
kitab Yeremia 10:2-4 yang berbunyi sebagai berikut: 
“Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah 
bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda- 
tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar 
terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa 
adalah kesia-siaan.” 

“Bukankah berhala itu pohon yang ditebang orang 
dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan 
tukang kayu? 

Orang memperindahnya dengan emas dan perak; 
orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya 
jangan goyang.” 

Itulah keterangan yang jelas dari Bibel tentang pohon 
Natal. Kita dilarang mengikuti kebiasaan bangsa- 
bangsa penyembah berhala. Sebab hal itu merupakan 
perbuatan yang sesat menyekutukan Tuhan. Pada ayat 
kelima dijelaskan bahwa: 
“Pohon itu tidak bisa berbicara, dan orang harus 
mengangkatnya, karena ia tidak bisa berjalan sendiri.” 
“Janganlah takut kepadanya, sebab ia tidak dapat 
berbuat jahat, juga tidak dapat berbuat baik.” 
Sebab mereka bukanlah dewa yang harus ditakuti. 
Bagi mereka yang tidak pernah membaca atau yang 
melupakan ayat ini, beranggapan bahwa tidak ada 
larangan untuk membuat pohon Natal. Tetapi jika 
telah membacanya, apa yang harus dikatakan???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar